Pemerintah diminta bersikap transparan dalam mengungkap penyebab kebakaran di gedung utama Kejaksaan Agung guna menepis spekulasi publik. Terkait harapan ini, polisi telah menyita dan akan menyelidiki rekaman CCTV atau kamera pemantau di sejumlah titik gedung itu.
Kebakaran yang bermula pada Sabtu (22/8/2020) malam itu baru benar-benar padam pada Minggu (23/8/2020) pukul 06.15. Bagian gedung yang terbakar, antara lain, lantai 5 dan 6 sebagai kantor Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan (Jambin). Api juga melalap lantai 3 dan 4 yang merupakan kantor Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel). Di bawahnya terdapat aula dan kantor Jaksa Agung beserta Wakil Jaksa Agung.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat mengatakan, lokasi kebakaran sudah dicek dan 15 saksi diperiksa. Polisi juga mengamankan rekaman CCTV, tetapi masih dalam proses. CCTV ini diharapkan bisa mengungkap penyebab kebakaran gedung Kejagung.
Janji transparan
Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin meminta kejaksaan dan kepolisian segera menginvestigasi kebakaran di Kejagung secara menyeluruh. Ini diperlukan agar masyarakat tidak mendapatkan informasi yang simpang-siur terkait peristiwa kebakaran tersebut.
Peneliti Indonesia Corruption Watch, Kurnia Ramadhana, mendorong penyebab kebakaran diusut transparan, apakah karena kelalaian atau ada kesengajaan. Dugaan kesengajaan beralasan karena Kejagung sedang menangani beberapa perkara besar, salah satunya dugaan pidana suap terkait terpidana cessie Bank Bali, Joko Tjandra, yang diduga melibatkan jaksa Pinangki Sirna Malasari.
”Bukan tidak mungkin ada pihak-pihak yang berencana menghilangkan barang bukti di gedung tersebut,” kata Kurnia.
Terkait dengan hal itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, lewat konferensi pers daring, mengatakan, pemerintah akan bersungguh-sungguh dan transparan mengungkap kebakaran di gedung utama Kejagung. Polri dan Kejagung telah membentuk posko khusus. Posko itu dipimpin Kepala Bareskrim dan Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Umum.
”Tak perlu berspekulasi, ini untuk melindungi ini, ini dilakukan oleh itu. Yang spekulatif seperti itu dijauhi dulu. Sekarang tak mungkin pakai cara cilukba, menyembunyikan sesuatu dan menonjolkan sesuatu yang lain,” ujarnya.
Berkas aman
Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin mengatakan, perawatan gedung dan instalasi listrik gedung di Kejagung dilakukan berkala. ”Jadi, seharusnya aman dan terjaga kondisinya,” ujarnya.
Dia sudah melaporkan kejadian itu kepada Presiden Joko Widodo melalui telepon Sabtu malam. Presiden menanyakan apakah dokumen-dokumen serta barang bukti tindak pidana ikut terbakar.
”Semuanya aman, mulai dari yang disiapkan di pengadilan sampai Mahkamah Agung. Data-data sebagian pegawai yang terbakar ada back up,” kata Burhanuddin.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Hari Setiyono menambahkan, meski ruangan Jamintel terbakar, peralatan intelijen tidak ikut terbakar. ”Peralatan intel dan data intel tidak berada di gedung itu,” kata Hari.
sumber:kompas.id
Comments are closed.