Analog vs Digital: Memahami Perbedaan CCTV untuk Keamanan Modern
Seiring berkembangnya teknologi, masyarakat kini dihadapkan pada pilihan sistem pengawasan berbasis CCTV analog atau CCTV digital (IP Camera). Keduanya memiliki fungsi utama yang sama, yaitu merekam dan memantau aktivitas di suatu area, namun perbedaan teknologi membuat performa keduanya jauh berbeda.
CCTV analog merupakan teknologi lama yang masih banyak digunakan hingga sekarang. Sistem ini mengandalkan kabel koaksial untuk menyalurkan gambar ke DVR (Digital Video Recorder). Kelebihannya, harga perangkat relatif lebih murah dan instalasi sederhana. Namun, kualitas gambar terbatas dan sulit diakses dari jarak jauh.
Berbeda dengan CCTV analog, CCTV digital atau IP Camera menggunakan jaringan internet untuk menyalurkan video. Kamera ini mampu merekam dalam resolusi tinggi, bahkan hingga 4K, serta dilengkapi fitur AI (Artificial Intelligence) seperti deteksi wajah, gerakan, hingga analisis kerumunan. Selain itu, rekaman dapat disimpan di cloud dan dipantau melalui smartphone secara real-time.
“CCTV analog masih banyak dipakai untuk kebutuhan standar, seperti rumah kecil atau toko. Tapi kalau untuk perusahaan, perkantoran, atau area publik, CCTV digital lebih disukai karena kualitas gambar dan fleksibilitasnya jauh lebih baik,” ujar Dwi Hartanto, pakar sistem keamanan di Jakarta.
Dengan semakin terjangkaunya harga perangkat digital, tren pasar menunjukkan pergeseran besar dari analog ke digital. Meski begitu, CCTV analog diprediksi masih akan bertahan karena harganya yang ekonomis dan sesuai untuk kebutuhan sederhana.
