
Apa itu fire alarm? Pengertian, fungsi, jenis, Dan cara kerjanya
Apa itu Fire alarm
Fire alarm adalah sistem yang dibangun dengan tujuan untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran pada sebuah bangunan, terutama untuk bangunan bertingkat maupun bangunan yang netral.
Jadi, dengan adanya alarm kebakaran dalam sebuah bangunan tentu, akan memudahkan tim pengamanan gedung untuk cepat mengetahui area kebakaran secara spesifik. Sehingga, proses, evakuasi dan pemadaman dapat dilakukan dengan cepat.
Cara kerja Fire alarm
Fire alarm sendiri mengandalkan detektor yang akan mendeteksi gejala kebakaran dalam sebuah ruangan. Dari detektor tersebut akan memberikan sinyal jika terjadi indikasi yang dapat menyebabkan kebakaran ke pusat sistem alarm kebakaran.
Baru setelah itu akan muncul alarm bell akan berbunyi dan memberikan peringatan kepada orang-orang dalam bangunan tersebut. Kemudian bisa dilanjutkan dengan pendindak lanjutan secara otoamtis menggunakan fire sprinkler maupun manual menggunakan alat pemadam api yang ada di area tersebut.
Jenis-jenis Detektor
Dalam sebuah sistem fire alarm, terdapat beberapa komponen utama yang merupakan dasar penggerak sistem tersebut. Salah satunya adalah alat pendeteksi kebakaran/fire detector yang memiliki beberapa jenis.
1. Heat Detector
Heat detector merupakan sebuah komponen fire alarm yang berfungsi untuk mendeteksi jika ada kenaikan suhu panas. Sensor panas ini akan aktif dan membunyikan alarm bell ketika suhu panas sudah meningkat secara bertahap di angka 55-63 derajat celcius.
Jadi, heat detector fire alarm ini akan lebih efektif di pasang pada tempat yang netral dan luas, seperti kamar hotel, ruang server, gudang,dll.
2. Smoke Detector
Smoke detector adalah sensor pada fire alarm yang berfungsi untuk mendeteksi jika terdapat asap dalam sebuah ruangan. Jika smoke detector mendeteksi keberadaan asap, secara otomatis akan mengrimkan sinyal ke fire alarm dan membunyikan alarm bell.
Kemudian untuk cepat atau tidaknya respon pengiriman sinyal darurat, tergantung dengan jenis smoke detector yang digunakan. Jenis detektor kebakaran ini juga sering kali dipadukan dengan heat detector dalam satu instalasi fire alarm system.
3. Flame detector
Flame detector merupakan salah satu tipe sensor yang memiliki rangsangan sensitif terhadap radiasi sinar ultraviolet. Biasanya flame detector akan mendeteksi sinar tersebut melalui api yang menyala.
Jadi, jika belum ada api, jenis detector ini tidak akan merespon dan menganggap sedang tidak terjadi gejala kebakaran.
Flame detector bisa dikatakan efektif digunakan untuk memproteksi area yang memiliki plafon tinggi dan mudah terbakar. Contohnya, seperti area SPBU, aula, ruang mesin, gudang, dll.
4. Gas Detector
Gas detector menjadi salah satu jenis detector kebakaran yang bisa Anda pasang di rumah maupun pertokoan yang terdapat gas didalamnya. Jadi sensor ini berfungsi untuk mendeteksi jika terdapat kebocoran gas di ruangan tersebut.
Terdapat dua jenis gas yang bisa terdeteksi oleh gas detector, yaitu LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan LNG (Liquefied Natural Gas).
Beberapa jenis detector itulah yang nantinya akan mendeteksi panas, asap, api, dan gas yang dapat menjadi indikator terjadinya kebakaran pada sebuah gedung.
5. Beam Detector
Beam Detector merupakan sebuah perangkat sensor yang dirancang untuk mendeteksi adanya asap, panas, atau api di area tertentu.
Jenis detektor kebakaran ini bekerja dengan memancarkan sinar inframerah secara horizontal melintasi ruang dan mendeteksi adanya perubahan intensitas cahaya yang diakibatkan oleh partikel asap atau panas yang melintas di jalur sinar tersebut.
Beam Detector umumnya digunakan dalam sistem proteksi kebakaran di gedung-gedung atau bangunan besar, guna mendeteksi dini adanya bahaya kebakaran.