Inilah Istilah-istilah dalam Alarm Intrusi
Dalam istilah jaringan, alarm diartikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan. Pesan ini digunakan untuk memperingatkan siapapun mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm kemudian memberikan tanda berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.
Pada sistem alarm intrusi, ada beberapa istilah Berikut adalah beberapa istilahnya:
Arm/disarm. Istilah ini adalah untuk menyataka sisem sedang aktif (arm) atau sedang dalam kondisi off (disarm). Dalam istilah alarm tidak dikenal istilah on dan off, karena sistem alarm tidak boleh dimatikan dan dihidupkan dari powernya seperti pada perangkat listrik lain. Oleh sebab itu istilahnya menjadi arm (menggantikan istilah on) dan disarm (menggantikan istilah off).
Force arm. Jika pemilik rumah ingin ke dapur, sedangkan di sana ada pintu yang terpasang sensor alarm, sebut saja sensor itu adalah zona 3 (Z3), maka solusinya, pada saat mengaktifkan sistem alarm pitu tersebut dibiarkan terbuka. Nah, mengaktifkan alarm ketika masih ada zona yang terbuka disebut force arm.
Zone. Zone adalah pengelompokan area yang terproteksi oleh sensor-sensor alarm. Kita bisa lihat gambar dibawah ini untuk contoh zona.
Pada gambar di atas kita bisa melihat bahwa zona 1 adalah pintu utama yang menggunakan sensor Door Contact. Zone 2 berada di ruang tamu, yang menggunakan sensor gerak (Motion Detector), dan seterusnya.
Exit/Entry zone. Saat user akan keluar atau masuk rumah dan menghidupkan/mematikan alarm, biasanya ada zona yang diprogram sebagai delay zone. Zona ini nantinya bisa memberikan waktu tunda (delay time) yang lamanya bisa diatur supaya bisa memberikan tenggat waktu pada user membuka dan menutup pintu pada saat sistem dalam keadaan arm tanpa membunyikan alarm.
Away arm. Saat akan keluar rumah, maka user akan mengaktifkan alarm melalui keypad. Bersamaan dengan itu, maka waktu tunda untuk keluar (exit delay time) akan terhitung mundur, misalnya dari 30 detik sampai habis. Periode ini disebut exit delay time, yang mana zona-zona tertentu bisa dilewati dengan aman sebelum waktu tersebut habis. Pada beberapa merek alarm saat exit delay time berlangsung, semua zona belum memberikan reaksi apapun, setelah exit delay time habis dan user sudah keluar rumah, maka sistem akan aktif (armed).
Instant zone. Adalah zona alarm yang akan langsung bereaksi atau membunyikan bel saat dilanggar, tanpa ada waktu tunda. Misalnya zone 3 yang menggunakan sensor motion (sensor gerak) diprogram sebagai instant zone, maka ketika alarm sedang aktif dan ada pergerakan di zona 3 tersebut, alam langsung akan berbunyi. Sebaliknya adalah delay zone, ketika dilanggar maka akan memberikan waktu tunda beberapa detik sebelum membunyikan alarm, hal ini bertujuan untuk memberikan tenggat waktu pada user.
Away zone. Zone ini jarang dimanfaatkan oleh para teknisi alarm, padahal cara kerjanya cukup menarik. Misalnya user menambahkan sensor PIR (Passive Infra Red) didalam ruang tamu, sedangkan diruang tamu sedang ada tamu yang sedang asik berbincang-bincang hingga larut malam. Dalam kondisi ada tamu seperti itu, user bisa tetap mengaktifkan alarm dengan aman asalkan delay zone tidak dilalui (tidak ada yang keluar rumah). Setelah sistem aktif (armed) maka secara otomatis sensor PIR di ruang tamu tersebut akan mati (bypassed) sementara semua zona yang lain aktif. Saat tamu akan pulang maka user bisa memanfaatkan fitur Quick Exit sambil membuka pintu utama, tanpa membunyikan alarm.
Zone 24H. Adalah zona yang bisa langsung membunyikan siren baik saat sistem alarm sedang arm atau disarm. Biasanya zona ini berupa tombol darurat (panic button) dan detektor kebakaran seperti detektor asap, detektor panas, dan zona yang yang memerlukan perlindungan 24 jam.
Source : http://www.indosecuritysystem.com/int