Kami adalah perusahaan supplier Perangkat sistem keamanan / Security System dan jasa pemasangan sistem keamanan sejak tahun 2010. CCTV ,Akses Kontrol,Fire Alaram, Palang parkir,Auto Gate,Smart Home dan lain-lain

News January 22, 2024

 Jenis Detektor Alarm Kebakaran Beserta Fungsi & Cara Kerjanya

Kebakaran menjadi suatu peristiwa yang wajib dihindari oleh semua orang. Karena selain menimbulkan korban, juga akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Maka dari itu, dibutuhkan fire alarm system dengan jenis detektor alarm kebakaran yang sesuai.

Terutama bagi Anda yang memiliki bangunan luas berbentuk gedung bertingkat, sangat diperlukan sistem proteksi kebakaran seperti ini.

Tetapi, sebelum Anda membeli, alangkah baiknya kenali terlebih dahulu tentang apa itu detektor alarm kebakaran beserta dengan fungsi masing-masing detector. Agar nantinya bisa memilih jenis alarm kebakaran yang tepat untuk lokasi yang ingin Anda proteksi.

Jenis-Jenis Detektor Alarm Kebakaran dan Cara Kerjanya

Ada beberapa jenis detektor kebakaran yang bisa Anda gunakan. Anda bisa menyesuaikan dengan kebutuhan saja, karena setiap detektor kebakaran memiliki keunggulan dan cara kerja berbeda-beda.

Nah, berikut ini merupakan jenis-jenis detektor alarm kebakaran dan fungsinya yang bisa dijadikan referensi.

1. Smoke Detector

Smoke Detector merupakan salah satu jenis detektor alarm kebakaran yang sering digunakan dalam instalasi fire alarm system. Detektor kebakaran ini akan mendeteksi gejala-gejala yang dapat menyebabkan kebakaran dari asap yang timbul dalam suatu ruangan.

Bisa dikatakan bahwa smoke detector ini bekerja lebih cepat jika dibandingkan dengan heat detector. Kenapa? Karena asap cenderung lebih mudah terdeteksi daripada panas dari gejala kebakaran.

Kemudian untuk smoke detector sendiri dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan cara kerjanya, yaitu:

·         Ionization Detector

Memiliki sensitivitas yang sangat tinggi dan bisa mendeteksi api dengan cepat. Akan tetapi, jenis alarm kebakaran ini juga mudah terkena peringatan palsu dikarenakan kesensivitasinya tadi.

·         Smoke Optical (Photoelectric) Detector

Jenis alarm kebakaran ini memiliki sensitivitas yang lebih kecil dan akan efisien untuk mendeteksi asap dari kobaran api kecil. Sehingga memungkinkan untuk ditempatkan di tempat seperti lorong dan area rata lainnya.

Pada intinya, smoke detector ini sangat cocok Anda gunakan di ruangan dalam sebuah gedung/bangunan. Namun, jangan Anda pasang smoke detector ini dalam ruangan yang kesehariannya menghasilkan banyak asap. Karena dikhawatirkan jenis fire detector ini memberikan sinyal/peringatan palsu jika terjadi kebakaran.

2. Heat Detector

·         ROR (Rate Of Rise Heat Detector)

Detektor akan bekerja dengan cara mendeteksi gejala kebakaran berdasarkan kenaikan suhu panas dalam sebuah ruangan yang relatif cepat/tidak normal. Jenis detektor alarm kebakaran ini memiliki area proteksi yang cukup luas mencapai 50 m2 dengan ketinggian plafon 4 meter.

Namun, jika plafon lebih tinggi, tentu area proteksinya juga ikut berkurang. Dalam peletakan detektor alarm kebakaran, disarankan untuk tidak melebihi 8 meter.  Detektor kebakaran ini sangat cocok Anda gunakan untuk proteksi kebakaran di ruangan kantor, rumah sakit, kamar hotel, ruang arsip, gudang, dan ruang server.

·         Fixed Temperature Heat Detector

Mendeteksi gejala kebakaran berdasarkan dengan titik panas tertentu. Biasanya, pada titik panas 55-63 derajat celcius, sensor pada fire detector ini akan aktif dan memberikan sinyal jika terjadi kebakaran.

Area efektif peletakan detektor kebakaran ini adalah pada ketinggian plafon 4 meter untuk area proteksi seluas 30m2. Atau pada ketinggian plafon 4-8 meter untuk area proteksi seluas 15m2. Sangat cocok digunakan untuk memproteksi area yang memang sudah memiliki suhu panas, seperti ruang genset, dapur, bengkel las, basement, dan tempat-tempat sejenisnya.

3. Flame Detector


Flame detector merupakan salah satu jenis detektor alarm kebakaran yang memiliki fungsi untuk mendeteksi radiasi sinar ultraviolet dari nyala api kebakaran. Kemudian alat ini juga mampu mendeteksi penyerapan cahaya pada aliran gelombang tertentu. Jadi, jenis alarm kebakaran ini bisa membedakan antara gelombang cahaya sumber api yang nyata dan yang palsu. 

4. Gas Detector


Gas detector adalah jenis alarm kebakaran yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan gas di suatu lokasi atau ruangan. Jadi, fire detector ini akan mengidentifikasi kadar gas yang ada untuk meminimalisir bahaya kebakaran keselamatan orang-orang yang berada di dalam suatu tempat/ruangan.

Gas yang bisa terdeteksi oleh detektor kebakaran ini adalah jenis LPG (liquefied petroleum gas) dan LNG (liquefied natural gas). Jenis detektor alarm kebakaran ini bisa digunakan di area industri atau usaha rumahan untuk mendeteksi gejala kebakaran yang disebabkan karena kebocoran gas dan bahan logam mudah terbakar.

5. Beam Detector


Jenis detektor alarm kebakaran ini berbeda dengan detektor lainnya. Beam detector bekerja secara berpasangan dengan alat pemancar. Kedua alat ini dipasangkan pada satu garis lurus di suatu tempat atau ruangan. Fire detector ini akan mendeteksi gejala kebakaran melalui cahaya yang ditimbulkan karena api.

Nah, setelah cahaya tersebut muncul dan berhasil tertangkap oleh pemancar, kemudian akan langsung dideteksi dan memberikan sinyal bahaya kebakaran. Beam detector sangat cocok dipasang untuk memproteksi area luas, seperti gudang, bandara, dan area industri.

Tips Memilih Jenis Detektor Alarm Kebakaran yang Tepat

Memilih jenis detektor alarm kebakaran yang tepat adalah langkah penting dalam melindungi kantor, industri, atau fasilitas lainnya dari bahaya kebakaran. Berikut adalah beberapa tips untuk memilih detektor alarm kebakaran yang sesuai:

  • Kenali Jenis Detektor: Pahami perbedaan antara detektor asap, panas, dan nyala. Detektor asap efektif untuk mendeteksi api yang berkembang lambat dan menghasilkan banyak asap, sedangkan detektor panas lebih cocok untuk area yang cenderung menghasilkan asap palsu, seperti dapur. Detektor nyala adalah pilihan baik untuk area industri.
  • Sesuaikan dengan Lingkungan: Pertimbangkan lingkungan tempat detektor akan dipasang. Misalnya, di dapur, detektor panas mungkin lebih sesuai daripada detektor asap untuk menghindari alarm palsu. Di ruang tamu atau kamar tidur, detektor asap fotoelektrik mungkin lebih efektif.
  • Standar Keselamatan dan Kepatuhan: Pastikan detektor memenuhi standar keselamatan lokal dan nasional. Periksa apakah produk memiliki sertifikasi dari lembaga yang diakui.
  • Fitur Tambahan: Pertimbangkan detektor dengan fitur tambahan seperti konektivitas nirkabel, kemampuan untuk terhubung dengan sistem smart home, alarm suara tinggi, atau lampu indikator.
  • Pemeriksaan dan Pemeliharaan: Pertimbangkan kemudahan pemeriksaan dan pemeliharaan. Detektor yang mudah diuji dan diganti baterainya adalah pilihan yang lebih baik untuk kebanyakan rumah tangga.
  • Sumber Daya: Pilih antara detektor yang ditenagai baterai, listrik (dengan baterai cadangan), atau kombinasi keduanya. Detektor yang terhubung ke sumber daya listrik sering memiliki baterai cadangan untuk situasi darurat.
  • Konsultasi dengan Profesional: Untuk instalasi di gedung besar atau komersial, pertimbangkan untuk konsultasi dengan kontraktor fire alarm profesional untuk menentukan jenis dan jumlah detektor yang paling efektif.
  • Kombinasi Detektor: Dalam beberapa kasus, menggunakan kombinasi detektor asap dan panas dalam satu unit atau di seluruh properti dapat memberikan perlindungan yang lebih komprehensif.
  • Budget: Sementara keselamatan tidak boleh dikompromikan, pertimbangkan anggaran Anda dan cari opsi yang menawarkan perlindungan terbaik dalam kisaran harga Anda.

source: bromindo.com

Layanan Support online Makassarstore

Hubungi Kami Melalui Whatsapp