Kami adalah perusahaan supplier Perangkat sistem keamanan / Security System dan jasa pemasangan sistem keamanan sejak tahun 2010. CCTV ,Akses Kontrol,Fire Alaram, Palang parkir,Auto Gate,Smart Home dan lain-lain

News December 10, 2024

Pengertian, Jenis, dan Cara Kerja Smoke Detector (Detektor Asap)

A. Pengertian Smoke Detector

Smoke Detector (Detektor Asap) adalah sensor yang dapat mendeteksi keberadaan asap yang berkelompok. Smoke detector ini sangat pentinh untuk digunakan di kantor, rumah tangga, sekolah, dan industri guna mendeteksi secara dini keberadaan asap yang dihasilkan oleh kerusakan mesin atau kebakaran, sehingga dapat mencegah terjadinya kebakaran yang besar. Pada dasarnya, smoke detector merupakan salah satu komponen dalam sistem pendeteksian kebakaran (fire alarm system). Sebuah sistem pendeteksian kebakaran umumnya terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk perangkat pendeteksi (Detector Device), panel kontrol. (Control Panel), perangkat pemberitahuan (Notification Devices), dan sumber daya listrik (Power Supply).

B. Cara Kerjka Smoke Detector

Cara kerja smoke detector adalah dengan mendeteksi keberadaan indikasi kebakaran di dalam ruangan di mana alat tersebut dipasang. Smoke detector memiliki kemampuan deteksi kebakaran yang sangat akurat, karena hanya akan mengirimkan sinyal jika ada asap di dalam ruangan atau di sekitar alat tersebut. Oleh karena itu, alat ini sangat cocok digunakan di ruangan yang memiliki banyak perangkat elektronik. Ketika terjadi korsleting atau munculnya asap, smoke detector dapat dengan cepat mendeteksi indikasi kebakaran. Ketika smoke detector terhubung dengan panel kontrol alarm kebakaran (fire alarm control panel), sistem alarm kebakaran akan mengaktifkan semua alarm secara berurutan untuk memberi tahu penghuni bangunan bahwa ada indikasi kebakaran di dalam gedung tersebut.

C. Jenis Smoke Detector Berdasarkan Cara Kerja

1. Detektor Asap Fotolistrik (Photoelectric Smoke Detector)

Detektor Asap Fotolistrik (Photoelectric Smoke Detector) adalah jenis smoke detector yang menggunakan cahaya untuk mendeteksi keberadaan segumpal asap. Prinsip kerja detektor ini adalah dengan mengirimkan denyutan cahaya dari lampu LED dengan optiknya secara lurus ke bagian tertentu dalam ruang detektor yang berwarna gelap. Di posisi bagian bawah ruang detektor, terdapat sensor foto (Photocell) yang dilengkapi dengan lensa optik. Sensor foto ini akan menghasilkan arus ketika terkena cahaya. Pada kondisi tanpa asap, sinar cahaya LED akan berjalan lurus dan tidak akan menyinari sensor foto yang terletak di bawahnya. Namun, jika terjadi kebakaran dan asap memasuki ruang detektor, cahaya akan berubah arah dan mengarah ke sensor foto (Photocell), sehingga menghasilkan sinyal yang mengaktifkan alarm.

2. Detektor Asap Ionisasi (Ionization Smoke Detector)

Detektor Berbasis Ionisasi (Ionization smoke detector) menggunakan sejumlah kecil bahan radioaktif untuk mengionisasi udara dalam sebuah ruang terbuka yang terhubung dengan udara sekitar. Dalam detektor ini, aliran listrik kecil yang telah diatur mengalir melalui udara yang telah terionisasi. Apabila ada partikel-partikel akibat kebakaran yang masuk ke dalam ruang tersebut, partikel-partikel tersebut akan mengganggu pergerakan ion-ion yang normal, sehingga mengurangi aliran listrik dalam detektor. Hal ini akan mengaktifkan sinyal alarm dengan segera.

3. Detektor Asap Terproyeksi Beam (Projected Beam Smoke Detector)

Detektor Asap Proyeksi Cahaya (Projected Beam Smoke Detector) bekerja berdasarkan prinsip pengaburan cahaya dan terdiri dari lensa, pemancar cahaya, penerima cahaya (receiver), dan reflektor cahaya. Pada kondisi normal, pemancar cahaya memancarkan sinyal cahaya yang tidak terlihat dan diterima oleh penerima cahaya. Penerima cahaya dikalibrasi pada tingkat kepekaan tertentu berdasarkan persentase pengaburan yang ditentukan. Ketika ada asap yang menyebabkan pengaburan cahaya tersebut, sinyal akan dihasilkan dan mengaktifkan alarm.

4. Detector Asap Aspiratif (Aspirating Smoke Detector)

Detektor Asap Aspirasi (Aspirating Smoke Detector) adalah detektor asap yang menggunakan sensor cahaya yang sangat sensitif atau disebut juga Nephelameter. Detektor asap jenis ini bekerja dengan cara menarik sampel udara secara dinamis untuk mendeteksi adanya kontaminasi tambahan udara melalui jaringan pipa yang terhubung ke ruang sensor atau chamber. Komponen utama dari detektor asap aspirasi meliputi jaringan pipa kecil, filter partikel, ruang sensor, sumber cahaya yang terfokus, dan penerima cahaya yang sensitif. Ketika asap memasuki ruang sensor melalui jalur cahaya, sebagian cahaya akan tersebar dan terhalang oleh partikel-partikel asap, yang kemudian dapat dideteksi oleh sensor cahaya yang sensitif tersebut, dan akan memicu pengaktifan sinyal alarm.

5. Detektor Asap Video (Video Smoke Detector)

Detektor Asap Video (Video Smoke Detector/VSD) adalah jenis detektor asap yang bekerja berdasarkan analisis komputer dari gambar video yang diperoleh dari kamera video stkalianr (CCTV). Komponen utama dari sistem detektor asap video atau Video Smoke Detector (VSD) ini terdiri dari satu atau lebih kamera video, komputer, dan perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis sinyal video. Komputer menggunakan perangkat lunak khusus untuk mengidentifikasi gerakan dan pola asap yang khas. Sinyal yang mengindikasikan adanya asap ini diidentifikasi dan memicu pengaktifan alarm.

Jenis Smoke Detector Berdasarkan Cara Deteksi

Selain klasifikasi berdasarkan cara kerjanya, smoke detector juga dapat dibedakan berdasarkan metode pendeteksian, antara lain:

1. Smoke Detector 2 Wire

Smoke detector 2 kabel adalah jenis detektor asap yang menggunakan sistem dua kabel. Detektor ini dirancang dengan menggunakan bahan stainless steel pada bagian dalamnya dan sensor head yang tahan lama. Perangkat detektor ini umumnya menggunakan sistem sensor fotoelektrik. Detektor 2 kabel ini dapat digunakan di berbagai jenis ruangan, terutama di ruangan yang membutuhkan peringatan dini terhadap kebakaran.

2. Smoke Detector 4 Wire

Smoke detector 4 kabel mendapatkan pasokan daya dari dua kabel master control fire alarm dan dua kabel sinyal fire alarm. Dengan menggunakan sistem kerja 4 kabel, detektor ini dapat dengan mudah terintegrasi dengan berbagai jenis panel alarm (keamanan) atau panel otomasi. Desainnya mirip dengan smoke detector 2 kabel, menggunakan stainless steel inner housing dan sensor head yang tahan lama. Detektor ini dapat dipasang di berbagai ruangan yang membutuhkan deteksi asap sebagai peringatan dini terhadap kebakaran.

3. Smoke Detector Multi

Smoke Detector  multi ini memiliki kemampuan untuk bekerja dengan sistem 4 kabel maupun 2 kabel. Ini memungkinkan sensor untuk terintegrasi dengan Security Alarm dan juga Conventional Fire Alarm . Perangkat detektor ini dirancang dengan kemampuan yang akurat dalam mendeteksi segumpal asap. Selain itu, alat ini juga memiliki umur pakai yang panjang. Kalian dapat menempatkan detektor ini di berbagai tempat atau ruangan yang membutuhkan perlindungan dengan sensor asap.

4. Stand Alone Smoke Detector

Smoke detector stand alone sering juga disebut sebagai smoke detector portabel. Berbeda dengan ketiga jenis smoke detector sebelumnya, smoke detector stand alone ini dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan koneksi ke panel kontrol. Kalian dapat dengan mudah menempatkan detektor ini di berbagai ruangan, seperti kamar tidur, ruang keluarga, ruang kerja, ruang belajar, dan sebagainya. Selain itu, detektor ini juga cocok untuk ditempatkan di area kerja seperti toko, kantor, kios, dan sejenisnya. Alat ini menggunakan baterai sebagai sumber daya utamanya, sehingga kalian hanya perlu memasangnya di langit-langit menggunakan baut. kalian dapat melihat indikator LED pada perangkat untuk mengetahui apakah baterai sudah melemah atau belum. Salah satu keunggulan dari detektor jenis ini adalah suara sirenenya. Smoke detector stand alone mampu mengeluarkan alarm dengan intensitas suara hingga 85 desibel. Dengan suara tersebut, alarm dapat terdengar hingga jarak 50 meter dari lokasi perangkat.

Layanan Support online Makassarstore

Hubungi Kami Melalui Whatsapp